Tuesday, August 12, 2014

Mengajarkan Kasih Sayang Melalui Kata-Kata

Sumber: anneahira.com
Kata-kata memiliki pengaruh kuat bagi anak. Kata-kata yang keluar dari mulut kita sebagai orangtua dapat secara langsung maupun tidak membentuk perilaku, emosi, serta kepribadian anak.

Di awal kehidupan anak-anak, emosi dan perilaku adalah kekuatan yang dominan dalam tumbuh kembang mereka. Namun, di saat anak-anak mengembangkan keterampilan kognitif (berpikir) dan verbal (berbicara) mereka, kata-kata mulai memainkan peran utama dalam kehidupan mereka.

Kita dapat melihat saat ini kejahatan bisa terjadi di mana-mana. Sebagai orangtua, kita dapat memilih apakah ingin anak-anak kita kelak sebagai bagian dari masalah itu atau tidak. Kejahatan seringkali disebabkan oleh perasaan benci, dengki, atau dendam. Dengan kata lain, kekurangan kasih sayang.


Sebagai orangtua, kita tentu dapat mulai mengajarkan nilai-nilai kasih kepada anak dengan kata-kata yang bermuatan cinta dan kasih sayang. Kita dapat menggunakan kata-kata untuk membantu anak-anak untuk menghargai dan menanamkan nilai kasih sayang di dalam pikiran dan kehidupan mereka sehari-hari.

Kita tidak perlu menggunakan kata-kata yang terlalu panjang. Tetapi cukup menggunakan kata-kata yang singkat, misalkan, "berbagi adalah kepedulian." Maka, ketika anak bertanya, "Mengapa aku harus berbagi?" Jawabannya adalah, "Karena kamu harus peduli." Mengajarkan berbagi kepada anak dapat mengurangi keegoisan mereka di samping mengajarkan anak tentang kasih dan kepedulian.

Masalah klasik anak adalah pertengkaran. Seringkali anak-anak bertengkar kemudian dilanjutkan dengan aksi pemukulan. Hal ini jelas tidak baik. Namun, kita harus mengajarkan kepada anak untuk meminta maaf. Tak jarang anak merasa enggan untuk meminta maaf. Tentu, sebagai orangtua kita bisa mengatakan kepada mereka bahwa meminta maaf adalah perbuatan baik. Oleh sebab itu, kata-kata yang dapat digunakan adalah "Maaf adalah perbuatan baik".

Kasih sayang dapat muncul dari empati, sehingga kita dapat menanamkan kepada anak dengan kata-kata sebagai berikut: "Rasakan apa yang mereka rasakan". Setiap kali anak kita melakukan sesuatu yang tidak baik, misalnya, tidak mau berbagi kue atau mainannya, mari berkata bertanya kepadanya, "Bagaimana perasaanmu, Nak jika kamu ingin bermain dengan mainan temanmu, tapi dia tidak ingin berbagi denganmu?" dan "Bagaimana perasaan temanmu jika kamu mau berbagi dengan dia?"

Masih banyak lagi, kata-kata lain yang dapat kita gunakan untuk mengajarkan nilai kasih sayang kepada anak. Karena itu, mulailah lebih sering menggunakan kata-kata yang positif. Jangan remehkan kata-kata. Kalau kita sebagai orangtua dapat menggunakan kata-kata yang tepat, anak-anak kita kelak akan tumbuh menjadi pribadi yang penuh cinta dan kasih.

Thursday, May 15, 2014

Selamat Hari Waisak

Kidtozz mengucapkan Selamat Hari Waisak bagi umat yang merayakan.


Semoga berkah Waisak memberikan kedamaian dan ketenteraman bagi kita semua.
Sabbe satta bhavantu sukhitatta. Semoga semua makhluk hidup berbahagia.

Thursday, May 8, 2014

Lonceng Kucing

Alkisah di suatu kota kecil, ada banyak sekali toko yang menjual makanan. Di kota itu juga ada banyak sekali tikus yang tinggal di sana. Kehadiran tikus membuat resah seorang penjual toko. Tikus-tikus itu seringkali diam-diam mengambil makanan yang ia jual. Maka dari itu, si penjual toko memutuskan membeli seekor kucing untuk menjaga makanan-makanannya.

Kucing ini dengan senang hati memburu setiap tikus yang datang dan melahapnya. Kali ini giliran para tikus yang mulai resah. Mereka tak bisa berkeliaran dengan bebas. Mereka takut bila bertemu dengan si kucing.

Para tikus lalu berkumpul membahas persoalan yang terjadi. "Kita harus cari akal bagaimana kita dapat terhindar dari kucing ini. Adakah yang bisa memberikan saran terbaik?" tanya seekor tikus.

Seekor tikus yang paling cerdas di antara mereka lalu memberikan saran, "Kucing dapat bergerak tanpa
Sumber: blog.rozee.pk
suara. Itulah masalahnya. Tetapi, kita bisa mengatasinya. Kita gantungkan sebuah lonceng ke leher kucing itu. Jadi, setiap kali kita mendengar suara lonceng, artinya kita tahu bahwa kucing itu sedang berada di dekat kita."

"Bagus, bagus. Itu saran yang sangat bagus!" seru tikus-tikus lainnya. Mereka lalu bersorak. Tetapi, tak lama kemudian sorak-sorai itu berhenti setelah ada seekor tikus yang tua berbicara, "Jadi, siapakah yang bersedia menggantungkan lonceng itu?"

Terjadi keheningan yang panjang. Tidak ada satu pun yang menjawab pertanyaan tikus tua tersebut. Tidak ada satu pun yang mengajukan diri menggantungkan lonceng itu.

Pesan moral cerita: Sebaik apa pun suatu strategi, jika tidak dilaksanakan, tak ada artinya sama sekali.

Tuesday, April 29, 2014

Cara Mengatasi Persaingan Antarsaudara Kandung

Sumber: www.cnn.com
Sesama saudara harusnya saling menyayangi, namun yang terjadi malahan mereka lebih banyak saling bertengkar dan mengejek. Mereka juga enggan bermain bersama. Mereka juga enggan berbagi makanan atau barang. Lalu, orangtua bertanya-tanya, "Mengapa mereka tidak bisa akur?"

Dalam dunia psikologi, ada dikenal istilah sibling rivalry atau persaingan antarsaudara kandung. Persaingan antarsaudara kandung dijelaskan sebagai pertengkaran dan kecemburuan di antara sesama saudara yang menimbulkan konflik.

Bila sebelumnya Kidtozz sudah membahas penyebab munculnya persaingan antarasaudara kandung, lalu bagaimana cara orangtua dapat mengatasinya?

1. Doronglah anak untuk saling mengungkapkan rasa kasih sayang
Ajari anak untuk mengungkapkan rasa sayang langsung melalui tindakan nyata, contohnya membantu adik membereskan mainan, memberi hadiah kepada kakak/adik pada hari ulang tahunnya, membantu kakak mencuci sepeda, dan sebagainya. Orangtua juga bisa memberi tugas kepada anak-anak supaya dapat dikerjakan bersama-sama, misalnya hari ini kakak dan adik membersihkan kamar kakak, esoknya gantian kakak dan adik membersihkan kamar adik. Anak tidak bisa hanya disuruh menyayangi, mereka harus diajar dan dikondisikan bagaimana situasi menyayangi itu.

2. Jangan membanding-bandingkan
Jangan bandingkan kelebihan atau kekurangan anak yang satu dengan anak yang lainnya. Sadari setiap anak memiliki kelebihan, kekurangan, dan keunikan masing-masing. Orangtua harus dapat menghargai perbedaan itu. Lalu, hindari juga memuji atau mengkritik anak di depan saudaranya supaya si anak tidak berpandangan negatif terhadap dirinya.

3. Maksimalkan potensi anak
Setiap anak memiliki kehebatan atau keunggulannya masing-masing. Si kakak pintar matematika, sementara si adik lebih pintar olahraga. Daripada memaksakan setiap anak punya kehebatan yang sama, lebih baik orangtua mengembangkan potensi atau kelebihan masing-masing anak. Si kakak dimasukkan ke ajang perlombaan matematika, sementara si adik dimasukkan ke perlombaan olahraga.

4. Tanamkan rasa saling memiliki
Rasa saling memiliki perlu ditanamkan sedini mungkin bahkan sebelum kehadiran adik atau sejak adik dalam kandungan. Bagaimana caranya?
- Tanamkan rasa bangga menjadi seorang kakak
- Libatkan kakak untuk berperan serta dalam membantu adik sehingga menimbulkan rasa saling memiliki antara kakak dan adik, bukan persaingan
- Ajari juga si adik untuk menghormati kakaknya
- Ingatkan mereka bahwa teman dapat datang dan pergi, tetapi saudara kandung adalah teman yang akan mereka miliki selamanya. Oleh sebab itu, mereka harus saling menyayangi dan menjaga

Lalu, apa yang harus dilakukan oleh orangtua jika anak-anak bertengkar? Orangtua harus bijaksana dan berhati-hati dalam menanggapi pertengkaran anak-anak. Tidak boleh langsung membela salah satu anak sebelum kita sendiri mengetahui persoalannya. Cara untuk mengatasi pertengkaran anak adalah:
- Jangan selalu terlibat dengan pertengkaran/konflik anak-anak
- Biarkan mereka sendiri belajar untuk menyelesaikan sendiri masalah di antara mereka
- Jangan langsung menghakimi atau membela salah satu
- Untuk sementara pisahkan dulu mereka. Setelah suasana hati mulai mereda dari kejengkelan, barulah kita bisa menginvestigasi anak satu per satu untuk mengetahui duduk persoalannya
- Orangtua juga bisa memberikan hukuman untuk kedua belah pihak, misalnya "Tidak ada waktu untuk bermain untuk kalian berdua hari ini!" Hukuman untuk kedua belah pihak akan mengajarkan anak bahwa pertengkaran tidak membawa keuntungan salah satu dari mereka.

Friday, April 18, 2014

Selamat Hari Jumat Agung

Sumber: www.bms.co.in

Selamat merayakan Hari Jumat Agung bagi umat yang merayakan


Yesus berkata kepadanya, "Akulah kebangkitan dan kehidupan. Barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan tetap hidup, walaupun ia sudah mati." 
(Yohanes 11:25)

Thursday, April 17, 2014

Persaingan Antarsaudara Kandung: Apa dan Penyebab

Papa Mama ingin memberikan adik untuk si kakak agar si kakak tidak kesepian di rumah, karena si kakak bermain sendiri saja di rumah. Eit, apakah benar dengan memberikan adik untuk si kakak, mereka berdua bisa menjadi teman yang baik dan akrab, atau justru menjadi saling benci? Wah, wah. Kalau sampai keduanya lebih banyak bertengkar daripada berteman, tentu yang pusing adalah Papa Mama. Untuk itu, persiapan agar sang kakak menyambut gembira kehadiran adik amat penting.

Sumber: www.multiplemayhemmamma.com
Tetapi, tetap saja pertengkaran antarsaudara sulit untuk dihindari. Dengan lebih dari satu anak di dalam
rumah, pasti akan terjadi perdebatan, perselisihan, atau apa pun bentuk konfliknya. Pertengkaran antarsaudara di dalam satu rumah merupakan hal yang wajar. Anak-anak selalu berusaha untuk lebih unggul daripada yang lain. Namun, pertengkaran yang terus-menerus dipupuk sejak kecil sampai dewasa menjadi sesuatu yang tidak sehat. Kelak ketika besar, anak-anak itu akan selalu iri hati, bersaing, bahkan merasa tidak nyaman jika saling berdekatan.

Persaingan semacam ini dikenal dalam istilah sibling rivalry atau persaingan antarsaudara kandung. Persaingan antarsaudara kandung sebetulnya baik untuk mengajarkan anak-anak untuk belajar mengenali satu sama lain, saling berbagi, mengalah, dan mengatasi konflik. Tetapi, kadang kala persaingan antarsaudara kandung justru membawa stres bagi orangtua. Persaingan antarsaudara yang diwarnai kebencian, kekerasan, atau kemarahan tentu tidak boleh dibiarkan begitu saja.

Lalu, apa sajakah hal-hal yang dapat menimbulkan persaingan antarsaudara kandung? Ada dua penyebab, yaitu penyebab dari dalam diri anak (internal) dan penyebab dari luar diri anak (eksternal).

Penyebab internal merupakan penyebab-penyebab yang tumbuh dan berkembang di dalam diri anak, seperti temperamen, sikap anak, perbedaan usia, perbedaan jenis kelamin, dan ambisi anak untuk mengalahkan anak yang lain. Penyebab eksternal dikarenakan kesalahan orangtua dalam mendidik anak, seperti membanding-bandingkan atau lebih memerhatikan salah satu anak, sementara mengabaikan yang lain.

Anak-anak sangat tergantung pada cinta dan kasih sayang orangtua. Ketika orangtua membagikan rasa cinta dan kasih sayang secara tidak adil, anak akan menlancarkan protes dengan perilaku-perilaku sulit, seperti permusuhan, kebencian, dan lain sebagainya. Oleh karena itulah, meminimalisasi atau mengurangi terjadinya persaingan antarsaudara kandung adalah salah satu tugas dari orangtua.

Thursday, April 10, 2014

Sang Ratu Hutan dan Seekor Monyet

Alkisah, Sheba sang ratu hutan sangat menyukai yang namanya bayi. Pada suatu hari, ia membuat pengumuman, "Saya perintahkan seluruh binatang untuk datang ke istanaku membawa bayi-bayi mereka. Binatang yang memiliki bayi paling cantik akan diberikan hadiah." Beberapa lama kemudian, semua binatang hadir ke istana Sheba dengan membawa serta bayi-bayi mereka.

Sheba lalu melihat satu per satu bayi para binatang yang datang. Ketika tiba saatnya ia melihat bayi seekor monyet, ia lalu berkata, "Betapa buruknya bayi ini! Kamu tidak akan mendapat hadiah."

Bayi monyet itu lalu menangis setelah mendengar perkataan sang ratu. Induk monyet tersebut lantas berkata, "Dasar ratu bodoh! Siapa juga yang mau hadiahnya! Kamu adalah permataku, anakku sayang, kamu lebih mulia dari apa pun yang ada di dunia ini."

Moral cerita: Cinta seorang Ibu sungguh besar dan tak ada bandingannya.