Anak perlu belajar merasakan kesedihan orang lain, menghibur orang lain, dan membantu mereka yang sedang mengalami kesulitan. Ini adalah bentuk empati. Empati perlu dipupuk sejak dini. Pengajaran empati sudah dapat dilakukan dari usia prasekolah, saat anak sudah mulai berinteraksi dengan teman sebaya.
Empati adalah kemampuan merasakan apa yang orang lain rasakan. Empati dapat mencegah
seseorang berperilaku jahat atau kurang baik kepada orang lain. Empati akan membuat anak dapat peduli dengan keadaan orang lain. Dia akan dapat menahan perilaku dan perkataannya agar tidak sampai melukai perasaan orang lain.
Melatih empati anak adalah tugas dari orangtua. Tentu saja ini adalah tantangan tersendiri. Kita sama-sama tahu bahwa anak masih cenderung bersikap egois. Bagaimana mungkin mereka diminta memahami perasaan orang lain, karena terkadang mereka pun sulit memahami perasaan diri mereka sendiri.
Mengajari empati dapat dimulai dari kebiasaan sederhana, yaitu menolong. Misalkan, Ibu meminta anak membantu mengambil benda yang diinginkan. "Nak, tolong ambilkan tas Ibu."
Kebiasaan lain terkait dengan empati adalah berbagi. Ajarkan anak untuk berbagi kepada orang lain. Misalkan, "Nak, bagi snack-mu dengan temanmu ya." Berbagi tidak hanya melulu soal benda, tetapi tenaga, kepintaran, dan lain sebagainya. Jika memiliki seorang adik, tidak ada salahnya kakak membantu adik mengerjakan PR.
Menolong orang lain, berbagi dengan orang lain akan membuat anak mampu melihat bahwa ada kepentingan orang lain yang harus diperhatikan selain dirinya sendiri.
Pengajaran empati yang terbaik adalah melalui contoh. Orangtua juga harus menjadi teladan yang baik. Orang perlu mencontohkan kepada anak bagaimana membantu dan berbagi dengan orang lain. Selain melalui contoh, anak juga dapat diajarkan melalui kisah dongeng atau pengalaman orangtua.
Empati bermanfaat bagi kehidupan, khususnya ketika bermasyarakat. Anak yang memiliki empati akan disenangi. Dengan sendirinya, ia akan mudah mendapat teman.
Empati adalah kemampuan merasakan apa yang orang lain rasakan. Empati dapat mencegah
seseorang berperilaku jahat atau kurang baik kepada orang lain. Empati akan membuat anak dapat peduli dengan keadaan orang lain. Dia akan dapat menahan perilaku dan perkataannya agar tidak sampai melukai perasaan orang lain.
Melatih empati anak adalah tugas dari orangtua. Tentu saja ini adalah tantangan tersendiri. Kita sama-sama tahu bahwa anak masih cenderung bersikap egois. Bagaimana mungkin mereka diminta memahami perasaan orang lain, karena terkadang mereka pun sulit memahami perasaan diri mereka sendiri.
Mengajari empati dapat dimulai dari kebiasaan sederhana, yaitu menolong. Misalkan, Ibu meminta anak membantu mengambil benda yang diinginkan. "Nak, tolong ambilkan tas Ibu."
Kebiasaan lain terkait dengan empati adalah berbagi. Ajarkan anak untuk berbagi kepada orang lain. Misalkan, "Nak, bagi snack-mu dengan temanmu ya." Berbagi tidak hanya melulu soal benda, tetapi tenaga, kepintaran, dan lain sebagainya. Jika memiliki seorang adik, tidak ada salahnya kakak membantu adik mengerjakan PR.
Menolong orang lain, berbagi dengan orang lain akan membuat anak mampu melihat bahwa ada kepentingan orang lain yang harus diperhatikan selain dirinya sendiri.
Pengajaran empati yang terbaik adalah melalui contoh. Orangtua juga harus menjadi teladan yang baik. Orang perlu mencontohkan kepada anak bagaimana membantu dan berbagi dengan orang lain. Selain melalui contoh, anak juga dapat diajarkan melalui kisah dongeng atau pengalaman orangtua.
Empati bermanfaat bagi kehidupan, khususnya ketika bermasyarakat. Anak yang memiliki empati akan disenangi. Dengan sendirinya, ia akan mudah mendapat teman.
No comments:
Post a Comment