Sudah membaca cerita Pedagang Garam dan Keledai. Cerita dongeng di bawah ini masih berhubungan dengan perilaku tanggung jawab. Seekor belalang harus mendapat akibat yang tidak enak karena tidak mengerti tanggung jawab untuk dirinya sendiri: Ada waktu untuk bekerja dan waktu untuk bersenang-senang.
Pada saat musim panas, semut-semut sibuk bekerja mengumpulkan makanan. Sementara itu, di bawah pohon-pohon yang rindang, para belalang hanya asyik bermain musik. Ada yang meniup terompet, ada yang bermain gitar, ada ada yang menggesek biola.
Belalang yang bermain biola bertanya kepada semut, "Hai semut, kenapa engkau bekerja keras di hari sepanas ini?"
"Pada saat musim dingin, makanan akan sulit dicari dan ditemukan. Karena itu, kami mengumpulkan persediaan makanan sejak sekarang," jawab semut.
"Untuk apa terburu-buru? Musim dingin kan masih lama," kata belalang.
"Jika kamu menyia-nyiakan waktumu sekarang, kamu akan menyesal di kemudian hari," balas semut. Kemudian para semut kembali melanjutkan pekerjaannya.
Tak lama, musim dingin pun tiba. "Oh dingin sekali. Di mana bisa ku menemukan makanan," keluh belalang yang bermain biola.
Belalang berjalan dengan sempoyongan. Ia kelaparan dan hampir mau pingsan. Belalang lalu lewat di depan rumah para semut.
Belalang mengetuk pintu. Seekor semut muncul. Belalang memohon dengan amat sangat kepada semut agar ia diberikan sedikit makanan.
"Aku lapar sekali. Bolehkah aku meminta sedikit makanan?" tanya belalang.
"Sudah kukatakan padamu bahwa musim dingin akan sulit mendapatkan makanan. Apa saja yang sudah engkau lakukan di sepanjang musim panas?"
Belalang dengan menyesal menjawab, "Aku tidak memiliki waktu mengumpulkan makanan. Aku sangat sibuk membuat lagu. Sekarang, setelah aku sadar, musim panas sudah berlalu."
"Nah, sekarang mengapa tidak kau hilangkan rasa laparmu dengan lagu ciptaannmu itu?" jawab semut. Lalu semut menutup pintu, masuk kembali ke dalam rumah. Ia menolak memberikan makanan kepada belalang.
Belalang mendapat akibat dari kemalasannya. Karena malas, dia kelaparan sekarang.
Disadur dari cerita Semut dan Belalang, oleh Shogo Hirata. Penerbit PT Elex Media Komputindo
Pada saat musim panas, semut-semut sibuk bekerja mengumpulkan makanan. Sementara itu, di bawah pohon-pohon yang rindang, para belalang hanya asyik bermain musik. Ada yang meniup terompet, ada yang bermain gitar, ada ada yang menggesek biola.
Belalang yang bermain biola bertanya kepada semut, "Hai semut, kenapa engkau bekerja keras di hari sepanas ini?"
"Pada saat musim dingin, makanan akan sulit dicari dan ditemukan. Karena itu, kami mengumpulkan persediaan makanan sejak sekarang," jawab semut.
"Untuk apa terburu-buru? Musim dingin kan masih lama," kata belalang.
"Jika kamu menyia-nyiakan waktumu sekarang, kamu akan menyesal di kemudian hari," balas semut. Kemudian para semut kembali melanjutkan pekerjaannya.
Tak lama, musim dingin pun tiba. "Oh dingin sekali. Di mana bisa ku menemukan makanan," keluh belalang yang bermain biola.
Belalang berjalan dengan sempoyongan. Ia kelaparan dan hampir mau pingsan. Belalang lalu lewat di depan rumah para semut.
Belalang mengetuk pintu. Seekor semut muncul. Belalang memohon dengan amat sangat kepada semut agar ia diberikan sedikit makanan.
"Aku lapar sekali. Bolehkah aku meminta sedikit makanan?" tanya belalang.
"Sudah kukatakan padamu bahwa musim dingin akan sulit mendapatkan makanan. Apa saja yang sudah engkau lakukan di sepanjang musim panas?"
Belalang dengan menyesal menjawab, "Aku tidak memiliki waktu mengumpulkan makanan. Aku sangat sibuk membuat lagu. Sekarang, setelah aku sadar, musim panas sudah berlalu."
"Nah, sekarang mengapa tidak kau hilangkan rasa laparmu dengan lagu ciptaannmu itu?" jawab semut. Lalu semut menutup pintu, masuk kembali ke dalam rumah. Ia menolak memberikan makanan kepada belalang.
Belalang mendapat akibat dari kemalasannya. Karena malas, dia kelaparan sekarang.
Sumber Gambar: tx.english-ch.com |
Disadur dari cerita Semut dan Belalang, oleh Shogo Hirata. Penerbit PT Elex Media Komputindo