Di suatu hutan, tinggallah seorang Kancil yang cerdik. Dia sedang merasa bosan hari ini. Tak lama kemudian, datanglah seekor Musang. Kancil lalu mengajak Musang bermain.
"Mau main apa?" tanya Musang.
"Bagaimana kalau main raja-rajaan? Aku rajanya, kamu rakyatnya," usul si Kancil.
"Boleh, tetapi sebelumnya mari kita buat mahkota dulu," jawab Musang.
Lalu, mereka berdua membuat mahkota dari dedaunan. Setelah mahkotanya jadi, Musang meletakkan mahkota itu di atas kepala Kancil.
"Terimalah mahkota ini Yang Mulia," kata Musang sembari meletakkan mahkota di atas kepala Kancil.
"Terima kasih hambaku yang setia," kata Kancil.
Kancil lalu melompat ke atas tonggak kayu yang berada di dekatnya. Ia berdiri seperti seorang raja yang berkuasa. Kemudian, datanglah Kelinci dan Tikus. Kelinci dan Tikus yang melihat Kancil begitu berwibawa segera menyanjungnya.
"Kami yakin penghuni hutan di sini pasti tunduk pada Raja Kancil," kata mereka berdua.
Kancil senang mendengar pujian itu. Lalu ia bertanya kepada Musang, "Hambaku, siapa yang paling perkasa di hutan ini?"
"Ampun Baginda. Hamba tidak bermaksud menyakiti hati Baginda. Tetapi, sesungguhnya yang paling perkasa di hutan ini adalah Harimau," jawab Musang.
Kancil lalu tertawa, "Masa sih Harimau yang bodoh itu bisa dibilang perkasa. Dia hanya berbadan besar dan bertaring, sementara aku binatang yang pintar dan cerdik."
"Ampun Baginda. Tetapi, Baginda tidak boleh melupakan Harimau memiliki tenaga yang sangat kuat," kata Musang.
"Aah, aku tidak takut. Kalau bisa, cari dia dan bawa dia ke hadapanku," balas Kancil dengan nada angkuh.
Tidak sengaja di balik semak-semak, ada seekor Rusa yang mendengar perkataan Kancil. Rusa tidak tahu bahwa Kancil hanyalah bermain dan bercanda. Rusa segera melapor kepada Harimau. Sesampai di tempat tinggal Harimau, Rusa menyampaikan perkataan dan kesombongan Kancil ke hadapan Harimau.
"Tuan, saya mendengar sendiri bahwa Kancil tidak takut pada Tuan. Bahkan, ia berani menyebut Tuan adalah binatang bodoh."
Mendengar laporan dari Rusa, Harimau menjadi marah dan akan membuat perhitungan dengan si Kancil.
Keesokan harinya, saat Kancil sedang berjalan-jalan, Harimau datang mengagetkannya. "Hai, Kancil yang katanya cerdik dan tidak takut pada siapa pun. Berani-beraninya kamu menyebut dirimu seorang raja! Apa kamu ingin sekali merasakan kedua taringku merobek lehermu!?"
|
Sumber Gambar: kancilsaga.blogspot.com |
Kancil mundur perlahan-lahan. Ia takut pada Harimau, tetapi ia mencoba bersikap tenang. "Oh, tidak. Itu tidak benar. Pasti ada yang ingin mengadu domba kita berdua," kata Kancil.
Harimau seakan tidak peduli dengan jawaban Kancil .Lalu Harimau mengaum. Aumannya kali ini benar-benar membuat Kancil sangat ketakutan.
Kancil adalah binatang yang cerdik. Meski dia ketakutan, ia tetap mencari ide untuk bebas dari ancaman Harimau. "Saya baru ingat Tuan. Memang ada yang meragukan keperkasaan Tuan Harimau. Ia menganggap Tuan lemah dan bodoh, tetapi saya berani sumpah, itu bukan saya Tuan," kata Kancil gemetaran.
Tetapi, Harimau tidak langsung percaya pada Kancil. "Jangan coba-coba mencari alasan untuk menghindar dariku. Kamu ingin membohongiku kan?"
"Tidak Tuan. Saya tidak berbohong. Saya dapat membuktikan ucapan saya benar dan saya akan mengantar Tuan ke hadapan makhluk itu," kata Kancil.
Mendengar itu, Harimau mulai percaya pada omongan Kancil. Kancil lalu mengantar Harimau ke sebuah danau. Di tepi danau, Kancil berhenti. Ia lalu berkata, "Coba Tuan lihat ke dalam air. Tuan akan melihat seekor monster air yang besar dan mengerikan."
|
Sumber Gambar: ikutmoodl.blogspot.com |
Harimau lalu melongok ke dalam air danau. Tepat, saat Harimau menjulurkan kepalanya ke atas air, muncul sesosok wajah yang menyeramkan. Harimau mengaum, kemudian memamerkan taringnya.
Makhluk di dalam air itu juga memamerkan taringnya. Harimau terkejut dengan sikap makhluk itu. "Berani-beraninya dia menantangku," kata Harimau. Tanpa berpikir panjang, Harimau melompat ke dalam danau dan menerkam si monster air itu. Di dalam danau, Harimau mengibas-ngibaskan cakarnya yang tajam. Tetapi, dia tidak menemukan siapa pun di dalam danau.
"Di mana kau? Jangan pergi! Dasar pengecut!" teriak Harimau.
Kancil yang menyaksikan kejadian itu tertawa terpingkal-pingkal. Ia kemudian memutuskan berlari sejauh mungkin sebelum Harimau menyadari bahwa dirinya telah terperdaya. Kancil pun selamat dari ancaman Harimau.
Harimau lalu naik ke daratan. Dia lalu berkata dengan congkak kepada dirinya sendiri, "Tidak ada satu pun di dunia ini yang berani melawanku."
Harimau tidak tahu bahwa dirinya telah tertipu. Yang disebut monster air tak lain tak bukan adalah bayangan si Harimau sendiri.
Dongeng dari Indonesia
Disadur dari Seri Petualangan Si Kancil: Monster Air, oleh Kasta Waisya. Penerbit PT Elex Media Komputindo.