Dahulu kala di sebuah desa hiduplah sepasang kakek nenek. Setiap hari, si kakek pergi ke hutan mencari kayu bakar, sementara si nenek pergi ke sungai untuk mencuci pakaian. Pada suatu hari, ketika si nenek sedang mencuci, ia melihat buah persik yang besar sekali terbawa arus sungai. Si nenek kemudian memungut buah persik itu dan membawanya pulang.
Setelah si kakek pulang ke rumah, si nenek lalu menceritakan buah persik yang ia temukan. "Kek, aku menemukan buah persik yang besar sekali."
"Benar, memang besar," jawab si kakek sambil memperhatikan buah persik di hadapannya. "Bagaimana kalau kita potong, lalu memakannya," si kakek memberi usul.
Si nenek setuju dengan usulan si kakek. Si nenek kemudian pergi ke dapur dan mengambil sebuah pisau. Dipotongnya buah persik itu dan keluarlah seorang bayi lelaki yang lucu dari dalam buah persik itu.
Si kakek dan nenek terkejut melihat apa yang dilihatnya. Mereka memutuskan merawat bayi lelaki itu. Karena bayi itu terlahir dari buah persik, bayi itu diberi nama momotaro. Momo dalam bahasa Jepang berarti buah persik.
Momotaro tumbuh menjadi laki-laki yang semangat. Bila diberi nasi satu mangkuk, ia akan menghabiskannya dengan lahap. Bila diberi nasi dua mangkuk, ia juga akan menghabiskannya. Karena makan sangat banyak, Momotaro menjadi laki-laki yang besar dan kuat. Dibandingkan dengan teman-teman seusianya, Momotaro lebih kuat dari mereka.
Di desa tempat Momotaro tinggal, selalu saja ada barang-barang yang dirampas. Kakek mengatakan bahwa itu ulah para raksasa yang tinggal di Pulau Raksasa. Mendengar itu, Momotaro memimta izin kepada kakek dan nenek untuk pergi ke Pulau Raksasa. Ia mau menumpas para raksasa dan merebut kembali barang rampasan mereka.
Kakek dan nenek tentu saja tidak mengizinkan pada awalnya. Namun, keteguhan hati Momotaro meluluhkan hati kakek dan nenek. Kakek dan nenek lalu mempersiapkan sejumlah perbekalan, seperti ikat kepala, pedang, baju dan celana bagus, serta bendera bertuliskan "Momotaro Terkuat Nomor Satu di Jepang" yang dikaitkan di punggungnya. Tidak lupa kakek dan nenek menyiapkan kibidango (kue mochi isi kacang) yang membuat siapa pun yang memakannya akan bertambah tenaganya seribu kali lipat.
Momotaro pergi berangkat dengan penuh percaya diri. Dalam perjalanannya ke Pulau Raksasa, Momotaro bertemu dengan seekor anjing. Si anjing bertanya, "Tuan Momotaro mau pergi ke mana?"
"Aku mau ke Pulau Raksasa mengalahkan para raksasa," jawab Momotaro mantap.
"Tuan, aku mau menjadi pengikutmu mengalahkan para raksasa, asalkan kau memberiku sebuah kibidango."
Momotaro pun memberi sebuah kibidango kepada si anjing sehingga tenaga anjing bertambah seribu kali lipat. Si anjing kemudian menjadi pengikut Momotaro.
Tak lama kemudian, Momotaro bertemu dengan seekor burung pegar. Sama seperti si anjing, si burung pegar pun bertanya, "Tuan Momotaro mau pergi ke mana?" Momotaro memberi jawaban yang sama. Ia ingin mengalahkan para raksasa. Burung pegar pun ingin menjadi pengikut Momotaro asal diberi sebuah kibidango. Setelah diberi kibidango, burung pegar menjadi pengikut Momotaro.
Beberapa saat kemudian, Momotaro dan rombongan barunya dicegat oleh seekor monyet. Si monyet juga bertanya tentang tujuan perjalanan Momotaro. Setelah mengetahui Momotaro mau pergi ke Pulau Raksasa, si monyet pun bersedia menjadi pengikut Momotaro asal diberi sebuah kibidango. Momotaro memberikan satu kibidango kepada si monyet. Lalu, si monyet menjadi pengikut Momotaro.
Momotaro dan ketiga pengikut barunya sampailah di Pulau Raksasa. Kehadiran mereka disambut galak oleh seorang raksasa merah.
"Siapa kalian? Mau apa kalian?" tanyanya.
Momotaro lalu berseru, "Aku Momotaro, terkuat nomor satu di Jepang. Aku datang kemari untuk mengambil kembali barang-barang yang kalian rampas!"
"Bagaimana jika kami tak mau mengembalikan?" balas si raksasa.
"Maka, rasakan kekuatan kami!" teriak Momotaro.
Lalu, terjadilah pertempuran besar antara rombongan Momotaro dan para raksasa. Momotaro menghunus pedang dan menyerang para raksasa. Anjing, burung pegar, dan monyet juga ikut membantu menghajar para raksasa dengan cara mencakar dan menggigit. Karena telah memakan kibidango, tenaga Momotaro dan pengikutnya menjadi lebih kuat seribu kali lipat. Para raksasa tidak mampu mengimbangi kekuatan rombongan Momotaro sehingga mereka semua lari terbirit-birit.
Seorang raksasa merah lalu melapor kepada pemimpin mereka, yaitu raksasa hitam. Raksasa hitam lalu menemui Momotaro. Dengan tongkat besinya, ia mencoba menghajar Momotaro. Namun, yang terjadi tongkat itu malah patah jadi dua. Menyaksikan Momotaro begitu kuat, si raksasa hitam memohon ampun. Ia pun bersedia mengembalikan semua barang yang ia rampas.
Momotaro dan pengikutnya lalu membungkus semua barang yang diambil para raksasa. Lalu, mereka mengangkutnya pulang dengan sebuah gerobak. Sesampai di desa, mereka disambut oleh para warga desa. Semua warga desa bersorak-sorai gembira melihat kepulangan rombongan Momotaro beserta barang-barang yang mereka bawa. Setelah mengembalikan semua barang kepada pemilik masing-masing, Momotaro kembali hidup bersama kakek dan nenek. Mereka bertiga hidup bahagia selama-lamanya.
Dongeng dari Jepang
Setelah si kakek pulang ke rumah, si nenek lalu menceritakan buah persik yang ia temukan. "Kek, aku menemukan buah persik yang besar sekali."
"Benar, memang besar," jawab si kakek sambil memperhatikan buah persik di hadapannya. "Bagaimana kalau kita potong, lalu memakannya," si kakek memberi usul.
Si nenek setuju dengan usulan si kakek. Si nenek kemudian pergi ke dapur dan mengambil sebuah pisau. Dipotongnya buah persik itu dan keluarlah seorang bayi lelaki yang lucu dari dalam buah persik itu.
sumber gambar: rovimnomonogatari.blogspot.com |
Momotaro tumbuh menjadi laki-laki yang semangat. Bila diberi nasi satu mangkuk, ia akan menghabiskannya dengan lahap. Bila diberi nasi dua mangkuk, ia juga akan menghabiskannya. Karena makan sangat banyak, Momotaro menjadi laki-laki yang besar dan kuat. Dibandingkan dengan teman-teman seusianya, Momotaro lebih kuat dari mereka.
Di desa tempat Momotaro tinggal, selalu saja ada barang-barang yang dirampas. Kakek mengatakan bahwa itu ulah para raksasa yang tinggal di Pulau Raksasa. Mendengar itu, Momotaro memimta izin kepada kakek dan nenek untuk pergi ke Pulau Raksasa. Ia mau menumpas para raksasa dan merebut kembali barang rampasan mereka.
Kakek dan nenek tentu saja tidak mengizinkan pada awalnya. Namun, keteguhan hati Momotaro meluluhkan hati kakek dan nenek. Kakek dan nenek lalu mempersiapkan sejumlah perbekalan, seperti ikat kepala, pedang, baju dan celana bagus, serta bendera bertuliskan "Momotaro Terkuat Nomor Satu di Jepang" yang dikaitkan di punggungnya. Tidak lupa kakek dan nenek menyiapkan kibidango (kue mochi isi kacang) yang membuat siapa pun yang memakannya akan bertambah tenaganya seribu kali lipat.
Momotaro pergi berangkat dengan penuh percaya diri. Dalam perjalanannya ke Pulau Raksasa, Momotaro bertemu dengan seekor anjing. Si anjing bertanya, "Tuan Momotaro mau pergi ke mana?"
"Aku mau ke Pulau Raksasa mengalahkan para raksasa," jawab Momotaro mantap.
"Tuan, aku mau menjadi pengikutmu mengalahkan para raksasa, asalkan kau memberiku sebuah kibidango."
Momotaro pun memberi sebuah kibidango kepada si anjing sehingga tenaga anjing bertambah seribu kali lipat. Si anjing kemudian menjadi pengikut Momotaro.
Tak lama kemudian, Momotaro bertemu dengan seekor burung pegar. Sama seperti si anjing, si burung pegar pun bertanya, "Tuan Momotaro mau pergi ke mana?" Momotaro memberi jawaban yang sama. Ia ingin mengalahkan para raksasa. Burung pegar pun ingin menjadi pengikut Momotaro asal diberi sebuah kibidango. Setelah diberi kibidango, burung pegar menjadi pengikut Momotaro.
Beberapa saat kemudian, Momotaro dan rombongan barunya dicegat oleh seekor monyet. Si monyet juga bertanya tentang tujuan perjalanan Momotaro. Setelah mengetahui Momotaro mau pergi ke Pulau Raksasa, si monyet pun bersedia menjadi pengikut Momotaro asal diberi sebuah kibidango. Momotaro memberikan satu kibidango kepada si monyet. Lalu, si monyet menjadi pengikut Momotaro.
Momotaro dan ketiga pengikut barunya sampailah di Pulau Raksasa. Kehadiran mereka disambut galak oleh seorang raksasa merah.
"Siapa kalian? Mau apa kalian?" tanyanya.
Momotaro lalu berseru, "Aku Momotaro, terkuat nomor satu di Jepang. Aku datang kemari untuk mengambil kembali barang-barang yang kalian rampas!"
"Bagaimana jika kami tak mau mengembalikan?" balas si raksasa.
"Maka, rasakan kekuatan kami!" teriak Momotaro.
Lalu, terjadilah pertempuran besar antara rombongan Momotaro dan para raksasa. Momotaro menghunus pedang dan menyerang para raksasa. Anjing, burung pegar, dan monyet juga ikut membantu menghajar para raksasa dengan cara mencakar dan menggigit. Karena telah memakan kibidango, tenaga Momotaro dan pengikutnya menjadi lebih kuat seribu kali lipat. Para raksasa tidak mampu mengimbangi kekuatan rombongan Momotaro sehingga mereka semua lari terbirit-birit.
sumber gambar: www.thejapanguy.com |
Seorang raksasa merah lalu melapor kepada pemimpin mereka, yaitu raksasa hitam. Raksasa hitam lalu menemui Momotaro. Dengan tongkat besinya, ia mencoba menghajar Momotaro. Namun, yang terjadi tongkat itu malah patah jadi dua. Menyaksikan Momotaro begitu kuat, si raksasa hitam memohon ampun. Ia pun bersedia mengembalikan semua barang yang ia rampas.
Momotaro dan pengikutnya lalu membungkus semua barang yang diambil para raksasa. Lalu, mereka mengangkutnya pulang dengan sebuah gerobak. Sesampai di desa, mereka disambut oleh para warga desa. Semua warga desa bersorak-sorai gembira melihat kepulangan rombongan Momotaro beserta barang-barang yang mereka bawa. Setelah mengembalikan semua barang kepada pemilik masing-masing, Momotaro kembali hidup bersama kakek dan nenek. Mereka bertiga hidup bahagia selama-lamanya.
Dongeng dari Jepang
No comments:
Post a Comment