Friday, August 2, 2013

Kiat Mengatasi Kemalasan Anak

Sumber Gambar: www.dreamstime.com
Pekan ulangan sudah mau dekat, Pekerjaan Rumah (PR) semakin bertumpuk, tetapi anak malas membuka buku pelajaran atau mengerjakan PR mereka. Anak lebih suka bermain game atau menonton TV. Bagi sebagian anak, belajar memang bukan kegiatan yang menyenangkan. Hal ini membuat anak menjadi malas belajar. Memarahi atau mengomeli anak yang malas bukanlah solusi yang tepat. Bisa saja anak menjadi tergerak untuk belajar, namuan hanya semata-mata karena menghindari amarah orangtua.

Menyalahi anak yang malas juga tidak baik. Bukannya memberikan motivasi, malah justru dapat menanamkan pola pikir kepada anak bahwa "aku memang anak malas". Anak yang merasa dirinya dicap seperti itu dapat kehilangan kepercayaan dirinya dan semangat untuk belajar. Anak akan berpikir bahwa dirinya tidak perlu bersusah payah untuk belajar, karena hasilnya akan sama saja. Padahal, sesungguhnya rajin pangkal pandai. Tidak mungkin seseorang bisa mendapat hasil belajar yang baik bila dia tidak mengembangkan sikap kerajinan.

Di bawah ini ada sejumlah kiat untuk mengatasi kemalasan anak:
  1. Untuk mengatasi kemalasan anak, orangtua harus dapat memberi pengertian dan menanamkan kesadaran kepada anak bahwa belajar adalah penting untuk masa depan mereka.
  2. Dampingi anak belajar di rumah. Meski anak sudah belajar di sekolah, orangtua tetap perlu memantau dan mengawasi anak belajar di rumah, terutama menjelang pekan ulangan.
  3. Ciptakan ruangan belajar yang baik dan kondusif. Tentu tidak baik bila saat anak belajar, di dekat anak ada TV yang menyala. TV dapat mengalihkan konsentrasi belajar anak. Begitu pun dengan mainan, komputer, ponsel dapat mengalihkan perhatian anak. Saat anak belajar atau mengerjakan PR, pastikan anak jauh dari jangkauan TV, ponsel, komputer, atau mainan.
  4. Buat kesepakatan dengan anak mengenai waktu belajar dan mengerjakan PR. Misalkan, sesudah pulang sekolah, anak boleh bermain sebentar dan beristirahat. Namun, sebelum atau sesudah makan malam, adalah waktunya belajar. Anak tidak diperkenankan bermain lagi atau menonton TV sebelum selesai belajar atau mengerjakan PR. Aturan ini mesti ditegakkan secara konsisten. Hal ini gunanya agar anak terdidik memiliki kebiasaan belajar yang baik.
  5. Bila anak melanggar waktu belajar, berikan sanksi seperti tidak boleh jalan-jalan, pengurangan uang jajan, dan lain sebagainya. Aturan ini juga mesi ditegakkan secara konsisten.
  6. Tidak semua anak terlahir dengan intelektual yang tinggi. Orangtua harus sadar dengan kemampuan belajar anak. Tetap beri apresiasi atau pujian jika ada peningkatan hasil belajar anak sekalipun hasilnya belum cukup memuaskan. Lebih jauh lagi, berikan hadiah yang menarik kepada anak bila anak dapat menunjukkan hasil belajar sesuai harapan orangtua.
  7. Dengarkan keluhan anak. Orangtua harus terbuka menanyakan mengapa anak sampai dapat malas belajar. Lalu, setelah mengetahui persoalannya, bantulah mengatasinya dan berikan motivasi agar anak kembali semangat belajar.

No comments:

Post a Comment