Bagaimana mungkin kita sebagai orangtua menanamkan kejujuran kepada anak-anak, sementara kita juga masih sering berbohong? Misalnya, hal yang sederhana seperti mengiming-imingi anak hadiah, tetapi tidak kita kabulkan sebenarnya tidak ada bedanya dengan sebuah kebohongan.
Banyak sekali perilaku buruk yang berawal dari ketidakjujuran, seperti menipu teman, berbuat curang, menyontek atau menutupi kesalahan. Begitu pentingnya kejujuran sehingga sejak dini anak-anak harus ditanamkan nilai-nilai kejujuran.
Adalah orangtua di rumah dan guru di sekolah sebagai kedua figur yang berperan besar dalam memupuk nilai kejujuran. Namun, seperti tertulis kalimat di awal tulisan ini, kadangkala kita sebagai orang tua masih suka tidak sengaja membohongi anak. Memang jujur semudah dibicarakan, tetapi sulit diterapkan. Namun, bukan berarti kita tidak bisa membiasakan anak-anak kita untuk jujur.
Jangan Membohongi Anak
Bila kita menjanjikan anak-anak sesuatu, misalnya hadiah saat ia meraih ranking 1, patuhilah janji itu. Begitu pun guru di sekolah, bila memang menjanjikan sesuatu, penuhi janji itu. Jangan malah tidak dikabulkan, yang pada gilirannya berujung pada kebohongan. Anak-anak bisa saja belajar dari kebohongan ini. Kelak saat mereka dewasa, mereka bisa memakai cara yang sama. Maka, orangtua atau guru perlu berhati-hati dalam mengucap janji. Bila memang tidak bisa menjanjikan, sebaiknya tak menjanjikan apa pun.
Jangan Marahi Anak yang Berbohong
Kadang mungkin kita sudah menangkap basah anak-anak kita telah melakukan sesuatu yang tidak jujur. Jangan langsung menghardik anak sebagai pembohong. Hal ini justru membuat mereka takut untuk jujur. Mereka akan belajar lebih keras untuk mencari cara menutupi kesalahan. Tetapi, cara-cara lain yang lebih halus, seperti pertanyaan. Misal, saat kita tahu anak-anak kita membuat PR dengan menyalin jawaban teman, katakanlah, "Nak, apakah kamu bisa menjelaskan dari mana kau mendapatkan jawaban ini?" Mungkin selanjutnya anak akan kebingungan atau memberikan jawaban yang kurang jelas. Kita bisa beri pertanyaan lanjutan, "Nak, apakah kamu mendapatkan jawaban ini dari temanmu?" Jadi, daripada langsung melabeli anak sebagai pembohong, baiknya kita coba dorong anak untuk berterus terang sendiri.
Jelaskan Pentingnya Kejujuran
Jelaskan dengan bahasa sederhana kepada anak-anak bahwa kejujuran itu penting. Salah satunya adalah mudah mendapatkan teman.
Memberikan Penghargaan Atas Kejujuran
Bila anak mengakui dengan jujur kesalahan yang ia perbuat, beri penghargaan. Acungi jempol. Berilah pujian, bahwa anak kita telah melakukan tindakan yang terpuji, bukan sebaliknya malah tambah keras kepada anak-anak kita.
Berikan Bacaan Tentang Kejujuran
Mengajari anak tentang kejujuran juga dapat melalui bacaanm atau buku cerita. Salah satu dongeng terkenal, yaitu Pinokio menceritakan secara persis bagaimana ketidakjujuran tidaklah membawa berkat.
Banyak sekali perilaku buruk yang berawal dari ketidakjujuran, seperti menipu teman, berbuat curang, menyontek atau menutupi kesalahan. Begitu pentingnya kejujuran sehingga sejak dini anak-anak harus ditanamkan nilai-nilai kejujuran.
Adalah orangtua di rumah dan guru di sekolah sebagai kedua figur yang berperan besar dalam memupuk nilai kejujuran. Namun, seperti tertulis kalimat di awal tulisan ini, kadangkala kita sebagai orang tua masih suka tidak sengaja membohongi anak. Memang jujur semudah dibicarakan, tetapi sulit diterapkan. Namun, bukan berarti kita tidak bisa membiasakan anak-anak kita untuk jujur.
Jangan Membohongi Anak
Bila kita menjanjikan anak-anak sesuatu, misalnya hadiah saat ia meraih ranking 1, patuhilah janji itu. Begitu pun guru di sekolah, bila memang menjanjikan sesuatu, penuhi janji itu. Jangan malah tidak dikabulkan, yang pada gilirannya berujung pada kebohongan. Anak-anak bisa saja belajar dari kebohongan ini. Kelak saat mereka dewasa, mereka bisa memakai cara yang sama. Maka, orangtua atau guru perlu berhati-hati dalam mengucap janji. Bila memang tidak bisa menjanjikan, sebaiknya tak menjanjikan apa pun.
Jangan Marahi Anak yang Berbohong
Kadang mungkin kita sudah menangkap basah anak-anak kita telah melakukan sesuatu yang tidak jujur. Jangan langsung menghardik anak sebagai pembohong. Hal ini justru membuat mereka takut untuk jujur. Mereka akan belajar lebih keras untuk mencari cara menutupi kesalahan. Tetapi, cara-cara lain yang lebih halus, seperti pertanyaan. Misal, saat kita tahu anak-anak kita membuat PR dengan menyalin jawaban teman, katakanlah, "Nak, apakah kamu bisa menjelaskan dari mana kau mendapatkan jawaban ini?" Mungkin selanjutnya anak akan kebingungan atau memberikan jawaban yang kurang jelas. Kita bisa beri pertanyaan lanjutan, "Nak, apakah kamu mendapatkan jawaban ini dari temanmu?" Jadi, daripada langsung melabeli anak sebagai pembohong, baiknya kita coba dorong anak untuk berterus terang sendiri.
Jelaskan Pentingnya Kejujuran
Jelaskan dengan bahasa sederhana kepada anak-anak bahwa kejujuran itu penting. Salah satunya adalah mudah mendapatkan teman.
Memberikan Penghargaan Atas Kejujuran
Bila anak mengakui dengan jujur kesalahan yang ia perbuat, beri penghargaan. Acungi jempol. Berilah pujian, bahwa anak kita telah melakukan tindakan yang terpuji, bukan sebaliknya malah tambah keras kepada anak-anak kita.
Berikan Bacaan Tentang Kejujuran
Mengajari anak tentang kejujuran juga dapat melalui bacaanm atau buku cerita. Salah satu dongeng terkenal, yaitu Pinokio menceritakan secara persis bagaimana ketidakjujuran tidaklah membawa berkat.
No comments:
Post a Comment