Friday, October 11, 2013

Anak Itik yang Buruk Rupa

Seringkali kita dilahirkan di lingkungan yang memberi cap kita sebagai seseorang yang buruk, aneh, dan pantas dijauhi. Namun, apabila kita mau melihat diri kita lebih dalam dan mau menyadari siapa diri kita sesungguhnya, sebenarnya semua orang itu hebat dan luar biasa di mata Tuhan. Dari itik yang buruk rupa, kita pun bisa menjelma menjadi seekor angsa yang cantik dan menawan. Kita hanya perlu mencari lingkungan yang mau menerima siapa kita apa adanya.

Berikut ini adalah potongan kisah mengenai anak itik yang buruk rupa yang menderita hidupnya di awal-awal, namun dia menemukan kebahagiaan setelah menjadi seekor angsa.

Cerita dimulai dari seekor induk itik menetaskan telur-telur yang dieraminya. Satu per satu anak itik lahir. Namun, ada satu ekor anak itik yang memiliki rupa yang berbeda. Saudara-saudara lainnya berwarna kuning, sementara dia satu-satunya berwarna hitam. Saudara-saudara lainnya tidak menyukai anak itik ini karena ia memiliki penampilan yang buruk. Anak itik yang buruk rupa seringkali dhina dan disiksa oleh saudara-saudaranya.



Anak itik yang buruk rupa itu lama-lama menjauh dari saudara-saudaranya yang lain. Dengan hati sedih, ia pergi berkelana seorang diri. Suatu hari, ia tiba di depan rumah seorang perempuan tua. Karena berkelana seharian, ia kelelahan dan tertidur di depan rumah itu. Pagi-pagi, seorang perempuan tua melihat si anak itik yang malang mempersilakan ia tinggal di rumahnya. Perempuan tua ini memiliki seekor ayam betina dan seekor kucing. Kedua hewan ini tidak menyukai kehadiran anak itik yang buruk rupa. Maka, si anak itik yang buruk rupa memutuskan untuk meninggalkan rumah perempuan tua itu.

Musim gugur tiba. Si anak itik ini melihat sekawanan angsa putih terbang di angkasa. Si anak itik ini merasa iri dengan kegagahan angsa-angsa itu. Dia berharap dapat bergabung dan terbang bersama sekawanan angsa putih tersebut.



Ketika musim dingin tiba, si anak itik buruk rupa ini terjebak di sungai es yang membeku. Dia hampir mati kalau-kalau saja seorang petani tidak datang menyelamatkannya. Petani itu memecahkan sungai es itu dan menyelamatkan si anak itik ini, kemudian dibawanya pulang ke rumah. Anak-anak si petani ingin sekali bermain bersama anak itik buruk rupa. Anak itik buruk rupa ini justru merasa ketakutan dengan anak-anak petani ini. Dia takut kalau dia akan dilukai. Anak itik buruk rupa ini pun memutuskan untuk kabur dari rumah si petani.

Saat musim semi tiba, anak itik buruk rupa mendatangi sungai yang sama di mana ia pernah terjebak di dalamnya. Sekarang dia telah tumbuh besar dan dewasa. Lalu, dia melihat para angsa putih sedang berenang di sungai itu. Merasa hidupnya tidak lagi berarti, dia kemudian mendatangi para angsa putih dan berkata, "Bunuhlah aku. Aku jelek dan tidak bahagia!" Dia berpikir lebih baik mati dibunuh oleh angsa-angsa yang cantik daripada hidup dalam kemalangan dan penderitaan.

Namun, salah satu angsa berkata hal yang mengejutkan, "Kamu tidak jelek. Kamu justru lebih cantik daripada kami. Kamu adalah angsa yang cantik. Lihatlah rupamu di dalam air."



Saat anak itik buruk rupa ini melihat pantulan dirinya di dalam air, ia terkejut sekali mendapati bahwa dirinya telah menjadi angsa putih yang cantik. Jadi selama ini, dia adalah seekor angsa, bukan seekor itik. Dia pun merasa sangat bahagia. Harapannya telah terkabul, dia sekarang dapat terbang dan bergabung bersama sekawanan angsa putih.

Dongeng dari Denmark

No comments:

Post a Comment